Jember, 25 Juni 2025 — Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan tinggi terhadap kebutuhan dunia kerja, Program Studi (PS) Peternakan Fakultas Peternakan menggelar kegiatan bertajuk “Sinergi Akademik dan Industri: Penguatan Kurikulum Peternakan Berbasis Kebutuhan Dunia Kerja”.
 Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting ini melibatkan tiga pilar utama — mahasiswa dan alumni, stakeholder industri, serta pimpinan fakultas dan pakar bidang peternakan — sebagai bagian dari strategi penguatan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan link and match dengan sektor industri.
“Pengembangan Program Studi Peternakan harus mengikuti dinamika zaman tanpa meninggalkan arah strategis yang tertuang dalam Renstra Fakultas,”
 — Prof. M. Rondhi, Dekan Fakultas Peternakan.
Sesi awal diawali dengan dialog terbuka antara pimpinan fakultas, mahasiswa, dan alumni. Mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait peningkatan praktik lapangan, penerapan teknologi digital, serta pelatihan soft skills untuk membentuk lulusan adaptif dan siap kerja.
Alumni turut berkontribusi dengan berbagi pengalaman di dunia industri. M. Farid Alfarisi, salah satu alumni, menegaskan pentingnya kesiapan lulusan menghadapi era precision farming dan agribisnis digital.
 Sementara Rivaldy Faizal menyoroti pentingnya magang industri dan teaching farm yang terintegrasi dengan kurikulum MBKM.
Alumni lain, seperti Antoni Ahmad dan Alam Darmawan, menekankan perlunya peningkatan fasilitas laboratorium, optimalisasi praktikum, serta perluasan jaringan industri untuk memperkuat daya saing lulusan.
“Lulusan harus mampu bersaing, tidak hanya di peternakan tradisional tetapi juga di industri inovatif berbasis digital dan keberlanjutan,”
 — M. Farid Alfarisi, Alumni PS Peternakan.
Pada sesi kedua, stakeholder dan pelaku industri peternakan memberikan masukan langsung terkait kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
 Sholikhul Mahfudhi, Branch Manager PT. Indovetraco Makmur Abadi, menegaskan bahwa dunia industri membutuhkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga siap kerja dan memahami manajemen peternakan yang efisien serta ramah lingkungan.
Perwakilan industri pakan, Bayu, menambahkan pentingnya penguasaan nutrisi ternak unggas, formulasi ransum, serta keterampilan problem solving di lapangan.
 Selain itu, Aulia dan Nurul menyoroti urgensi integrasi teknologi Internet of Things (IoT), otomatisasi, serta sertifikasi halal dan keamanan pangan dalam sistem pembelajaran.
“Kami membutuhkan lulusan yang siap kerja, berintegritas, dan memahami teknologi industri modern,”
 — Sholikhul Mahfudhi, PT. Indovetraco Makmur Abadi.
Dalam sesi refleksi, pimpinan fakultas bersama pakar peternakan nasional menyusun arah strategis pengembangan kurikulum.
 Prof. Budi Guntoro menekankan pentingnya kurikulum yang berbasis outcome serta selaras dengan kebutuhan dunia kerja dalam lima tahun pertama pasca kelulusan. Ia juga mendorong penerapan hidden curriculum seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerja tim untuk membentuk karakter profesional mahasiswa.
Kurikulum PS Peternakan ke depan juga diarahkan untuk mengakomodasi perkembangan terkini seperti smart farming, animal welfare, peternakan organik, dan mekanisasi modern. Fakultas berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan dunia industri melalui teaching farm, industrial internship, dan riset terapan bersama.
“Kurikulum yang baik harus mampu menjembatani visi akademik dan kebutuhan dunia kerja, serta menghasilkan lulusan yang relevan dan visioner,”
 — Prof. Budi Guntoro, Pakar Peternakan Nasional.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan PS Peternakan menuju program studi unggulan yang berdaya saing tinggi. Melalui sinergi antara akademisi, alumni, dan industri, Fakultas Peternakan meneguhkan komitmennya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, beretika, dan berorientasi pada pengembangan industri peternakan berkelanjutan.
“Kolaborasi ini menjadi fondasi penting bagi penguatan kurikulum PS Peternakan agar lebih relevan dan adaptif terhadap tantangan masa depan.”