Vietnam, 4 Oktober 2025 — Prestasi membanggakan kembali diraih oleh sivitas akademika Universitas Jember. Dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Jember, Listya Purnamasari, S.Pt., M.Sc., Ph.D., berhasil meraih penghargaan Top 6th Best Presenter Award pada ajang bergengsi The 10th International Conference on Sustainable Animal Agriculture for Developing Countries (SAADC 2025) yang diselenggarakan di Can Tho University, Vietnam, pada 1–4 Oktober 2025.
Konferensi internasional dua tahunan ini merupakan salah satu pertemuan ilmiah paling bergengsi di bidang peternakan, yang mempertemukan lebih dari 350 peserta dari 27 negara. Tahun ini, SAADC 2025 menghadirkan 265 makalah ilmiah yang dipresentasikan oleh para profesor, peneliti, pakar, pembuat kebijakan, hingga perwakilan industri dari berbagai institusi global.
Kegiatan berlangsung selama empat hari dan mencakup sembilan sesi pleno, enam lokakarya, serta berbagai sesi paralel dan presentasi poster yang membahas kemajuan mutakhir dalam nutrisi, genetika, manajemen ternak, serta sistem produksi berkelanjutan.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Listya Purnamasari mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Analysis of Bioactive Potential, Antioxidant Activity, and Antimicrobial Capacity of Patchouli (Pogostemon cablin) Extract as Phytogenic Feed Additives.” Penelitian ini mengkaji potensi ekstrak daun nilam (Pogostemon cablin) sebagai fitobiotik alami pengganti antibiotik dalam sistem peternakan berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun nilam mengandung berbagai senyawa bioaktif — termasuk fenolik, flavonoid, alkaloid, dan biotin — yang berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan sangat kuat (IC₅₀ = 21,81 ± 0,66 mg AAE/L) serta kemampuan antibakteri dan antijamur signifikan, terutama terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhimurium.
Menurut Dr. Listya, potensi ini membuka peluang besar untuk pengembangan aditif pakan alami yang mendukung kesehatan saluran pencernaan ternak dan menekan risiko infeksi patogen tanpa ketergantungan terhadap antibiotik sintetis. “Penggunaan bahan fitogenik seperti daun nilam sejalan dengan tren global menuju sistem peternakan bebas antibiotik yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Meski penelitian masih terbatas pada uji in vitro, hasilnya memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk penelitian lanjutan secara in vivo, termasuk evaluasi efektivitas biologis, keamanan penggunaan, serta dampaknya terhadap performa produksi ternak. Optimalisasi proses ekstraksi dan karakterisasi fraksi aktif juga menjadi langkah penting untuk memastikan penerapan yang efisien dan ekonomis di industri peternakan modern.
Prestasi Dr. Listya Purnamasari sebagai Top 6th Best Presenter menjadi bukti pengakuan internasional terhadap kualitas riset dan kontribusi ilmiah dosen Universitas Jember dalam pengembangan inovasi peternakan berkelanjutan. Keikutsertaan dan pencapaian ini sekaligus memperkuat peran Prodi Peternakan Universitas Jember di kancah global, khususnya dalam bidang fitoteknologi pakan dan kesehatan hewan berkelanjutan.
“Kami bangga dapat membawa nama Universitas Jember di forum ilmiah internasional. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berkontribusi melalui riset yang aplikatif, inovatif, dan berdampak bagi pembangunan peternakan berkelanjutan di Indonesia dan dunia,” tutup Dr. Listya.